Ciri Kepemimpinan
Kali ini saya akan membahas buku DR. Thariq M. As-Suwaidan, Faishal U
Basyarahil mengenai teori mereka tentang Kepemimpinan dari judul buku “Mencetak
Pemimpin, Khalifa, 2006". Saya menukil beberapa yang saya anggap urgent harus
dimilliki seorang pemimpin. Walaupun sangat banyak teori yang dikemukakan oleh
beliau berdua.
Ada beberapa macam ciri seorang pemimpin yang diharapkan bisa untuk membawa
pengikutnya sesuai koridor yang benar. Mereka diharapkan memiliki keterampilan khusus,
yaitu:
- 1. Memahami dan berkomunikasi
Dalam memahami diperlukan beberapa kriteria:
Pertama : Mendengarkan
Ketidakmampuan anda mendengarkan terkadang bisa membahayakan keutuhan suatu
instansi. Abdullah bin Thahir bin Al-husain pernah berkata kepada ayahnya, ”Sering-seringlah
memberi izin kepada rakyatmu untuk menemuimu. Perlihatkan wajahmu kepada
mereka. Dan fokuskan semua inderamu kepada mereka.”
Disini terkadang seorang pemimpin hanya mendengarkan satu orang saja
kepercayaan mereka, memang hal itu baik. Namun yang terjadi adalah sangat
berbahaya jika kita tidak mengetahui bahwa orang yang dipercaya memiliki niat
jahat terhadap rekan mereka sendiri. Yang terjadi adalah dalam suatu instansi
akan terjadi kekacauan bahkan gap-gap yang akhirnya bisa memperburuk kinerja
mereka. Tentulah suatu instansi teresebut akan merugi. Disinilah kadang
perlunya kerendahan hati seorang pemimpin membuka waktunya untuk pengikutnya
mencurahkan keluh kesahnya sehingga fungsi mendengarkan menjadi ajang
instropeksi diri.
Kedua : Peka terhadap perasaan
mereka
Jika hal diatas telah dilakukan, maka seorang Pemimpin sekiranya bisa
mengetahui bagaimana kondisi kejiwaan pengikutnya, tatkala mereka sedih ataupun
bahagia.
Belajarlah untuk peka dan tidak memojokkan orang lain. Orang yang cerdas
emosinya tahu untuk tidak mempermalukan orang lain didepan orang banyak.
- 2. Mempengaruhi
Membuat ide kita diterima dengan senang hati sangatlah sulit. Kita perlu
power yang kuat sehingga pengikut kita tidak merasa terpaksa mengikuti
keinginan kita. Yang nantinya akan timbul bentuk kesadaran diri dari
pengikutnya.
Pendekatan Persuasif
Artinya adalah merangsang orang lain untuk memahami sudut pandang
anda,mendukung keyakinan melalui argumen yang rasional tanpa membuat kesan diri
anda lebih tinggi dan lebih terhormat daripada orang lain.
Kesetiaan
Saya sering mendengar beberapa orang berbicara, “Loyalitas sekarang ini non-sense”. Karena banyak dari institusi
yang sudah menghapus kata ini. Mereka beranggap kalau seseorang tersebut dianggap sudah tidak
sesuai maka sudah sepantasnya lah dicampakkan. Misalnya, ada seseorang yang
berperan dalam mendirikan perusahaan dan melakukan pekerjaan-pekerjaan awal
yang berat, lalu jasa-jasa dan pekerjaannya dilupakan mungkin karena hal
kesalahan kecil yang mereka lakukan. Dibuatlah mereka tidak betah dengan
cara-cara yang halus dan sopan sehigga dia terpaksa melakukan pengajuan undur
diri atau diberhentikan dengan hormat.
Apakah nilai kesetiaan?
Mengeluarkan sesuatu yang berharga dan bernilai sangat tinggi dari dalam
hati anda kepada seseorang sehingga dia erasa dirinya penting dihadapan anda.
Kita tidak perlu mengeluarkannya dengan kata-kata. Nabi Muhammad S.A.W
sebagai pemimpin sering mengunjungi rakyatnya, menangis jika ada yang
mendapatkan musibah. Imam Asy-Syafi’i mengatakan, “Orang yang merdeka adalah
orang yang tetap menjaga hubungan baik yang pernah terjalin walaupun sangat
sebentar, ataupun memberikan apresiasi pada orang yang memberinya jasa walaupun
hanya sesuap nasi.”
- 3. Memotivasi
Pemimpin seharusnya mendorong pengikutnya untuk berpengharapan dan merasa
optimis, bahkan pada kondisi-kondisi sulit sekalipun. Seperti ketika mengalami kekalahan,
bencana atau penderitaan. Membangkitkan jiwa semangat yang tegar, memiliki rasa
optimis untuk mengangkat mentalitas pasukannya, tidak lantas menyalahkan sepenuhnya bahkan membuat down bagi yang
berbuat kesalahan, namun memberikan masukan inovatif. Sehingga bisa
memancarkan kembali energi positif yang ia miliki pada saat-saat lemah
sekalipun.
- 4. Memberikan rasa aman
Jika seseorang merasa bahwa dia bekerja bersama seorang pemimpin yang
mencintai, mengajari dan membimbingnya,maka dia akan merasa nyaman dengan
pemimpinnya tersebut. Layaknya Rasulullah S.A.W.
“Tenanglah, aku bukan raja. Aku hanya anak seorang wanita dari suku Quraisy
yang memakan daging dendeng.” HR. Ibnu Majah.
Alhasil pesona keakraban dapat memainkan sihirnya, yaitu membuat orang
merasa lega dan aman. Orang-orang yang kehilangan makna keakraban dalam
kehidupan, maka mereka akan menghadapi kesulitan-kesulitan yang sangat besar.
Demikian yang saya mampu pahami, mudaha-mudahan dapat memberi manfaat. Terima Kasih

Comments
Post a Comment