Berfikir jernih / think clearly


“Sumpah aku kesal dengan teman-teman aku, suatu saat aku memiliki ide, teman-teman aku menolak habis habisan. Eh di lain waktu, saat boss datang, mereka malah mengeluarkan ide dari aku yang jelas-jelas mereka tolak sebelumnya , itu mereka lakuin hanya demi nama baik mereka didepan mata boss!”

“Sabar, di setiap pekerjaan akan selalu ada orang yang berbuat seperti itu.” Jadi ya santai aja!”

Prolog diatas membuat saya berfikir lebih mendalam. Keadaan diatas dapat terjadi pada diri kita sendiri kapanpun, dimanapun.
Memiliki pikiran jernih bagi setiap orang agak sedikit lebih sulit. Berfikir jernih adalah ketika kita tidak merasa segala sesuatu atau masalah yang ada sebagai suatu beban bagi kita. Kita tidak akan memiliki sifat kecewa, marah, tidak semangat dalam kehidupan ini. Kiata akan memandang segala sesuatu dengan lapang dada. Kita tidak akan merasa kesal dengan ucapan kawan atau rekan yang menyakitkan hati kita. Begitu pula yang terjadi ketika kita gagal meraih sesuatu yang sangat kita impikan. Merasa kesal dengan kesenangan yang didapatkan oleh orang lain tidak akan ada di dalam hati kita.

Jadi ketika ada sekelompok orang yang tidak menyukai kita, tetap yang ada di hati dan wajah adalah senyuman. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah semua atas kehendak Allah, SWT. Diri kita atau pun mereka akan mendapatkan segala kebaikan maupun keburukan yang dilakukan dengan pengembalian hadiah pahala atau dosa.

Maka tidaklah seharusnya kita menghujat seseorang yang telah melakukan keburukan, membicarakan seseorang tanpa sepengetahuan dari orang tersebut. Sebaik-baik ukhuwah dalm islam adalah yang memiliki sifat khuznuzan terhadap orang lain. Ada sedikit saja nilai dengki, riya, hasad dengan keadaan diri kita juga orang lain tentunya akan memperburuk ukhuwah islamiyah. Bahkan dalam sebuah hadist rasul.

“Perumpamaan orang orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam. HR. Muslim.”

Jadi tatkala saudara kita mengalami kesulitan selayaknya kita memberikan bantuan semampu kita.

Siapa yang menyelesaikan problem seorang mukmin didunia, maka Allah akan menyelesaikan problemnya diakhirat.

Siapa yang menutupi aib saudaranya didunia, maka Allah akan menutupi aibnya didunia dan akhirat.

Akhir kata, memiliki kontrol pikiran terhadap apa yang terjadi pada diri, akan menimbulkan sifat menerima segala sesuatu dengan lapang dada. Jangan sampai terjadi keadaan menzalimi orang lain. Karena balasannya akan sangat tidak menyenangkan bagi hati kita tatkala kita merasakan kezaliman itu. Dan pada akhirnya mensyukuri atas segala yang kita miliki di kehidupan fana ini insya allah akan membuat kita akan merasa tenang, bahwa segala yang kita miliki hanyalah sementara.

Comments

Popular Posts